Monday, March 31, 2008

KEPEMIMPINAN

Pengantar

Perubahan setiap waktu, dari suatu jaman sampai ke suatu peradaban baru bahkan ke adab yang lebih baru membutuhkan kepemimpinan.Tidak ada suatu perubahan baik kebudayaan, seni , musik , pendidikan, hukum atau teknologi/industri maupun teologi tanpa kepemimpinan. Sungguh malang nasib kita, sebagai Bangsa Indonesia yang saat ini merasakan terjadinya Krisis Kepemimpinan di Indonesia, bukankah Indonesia negara berdaulat, beragama bahkan kebanyakan penduduknya mengaku berke-Tuhanan Yang Maha Esa, dimanakah hubungan ajaran agama “ Sang Pemimpin” dengan aktualisasi kehidupan pengikut –pengikutnya? Tidakkah “ Sang Pemimpin “ mengajarkan segala sifat kebaikan serta kepemimpinan itu sendiri ? Kepemimpinan seharusnya menyebar pada seluruh sendi-sendi dari kehidupan, baik di pemerintahan,masyarakat,keluarga,organisasi,bisnis,kewirausahawanan,universitas,militer,lingku- ngan keagamaan (mis. Gereja,dll). Namun selalu saja kita sangat kesulitan mencari pemimpin yang berkualitas. Sejarah menceritakan betapa banyak pemimpin tanpa integritas, tanpa malu, tanpa rasa, tanpa moral terus silih berganti di muka bumi, tetapi sejarah juga mencatat bahwa dunia juga menghasilkan pemimpin yang berkualitas sehingga kita menjadi kita seperti saat ini.Iman Kristen mengajarkan bahwa kita memiliki Pemimpin Sejati yang pernah ada di dunia yaitu Mesias, yang berkata, Akulah Hidup, Jalan dan Kebenaran ( Joh 14:6 ) sejarah mencatat di dunia ini belum pernah ada seorangpun pemimpin yang berkata demikian selain Jesus Kristus.

Aspek Kepemimpinan secara Umum

Dalam sebuah buku Career Handbook menulis “Awal kerja sering membuat orang kecewa, karena hanya sebagian kecil saja ilmu yang didapat disekolah terpakai sehari-hari.Orang sering lupa bahwa dibanyak pekerjaan, perusahaan tidak mencari kemampuan teknis disuatu cabang ilmu tertentu. Tapi lebih mencari kualitas-kualitas lain dari calon karyawannya seperti : leadership(kepemimpinan), way of thingking(pola-pikir),ability to work in team (kerjasama tim), willingness to work in a very stressful situation ( bersedia bekerja dibawah tekanan/stress), dl. . Benarlah apa yang yang dikatakan seorang filsuf, bila engkau ingin menjadi seorang pemimpin yang berkualitas, maka pertama-tama yang engkau pimpin adalah dirimu sendiri.

Aspek Kepemimpinan dalam Budaya Karo

Kita bersyukur terlahir dalam suatu suku yang mengedepankan akan azaz persamaan, bukan berdasarkan kasta. Tidaklah heran bila suku Karo seharusnya melahirkan banyak pemimpin – pemimpin. Ketersediaan budaya keluarga Karo yang mengakar pada kerangka azas Kalimbubu, Sembuyak,Anak Beru sesungguhnya memberikan tanggung jawab dan kewajiban serta peran – peran dalam budaya kepemimpinan. Seorang pemimpin pernah berkata ; Sekarang engkau muda, namun ingat mau atau tidak mau engkau tetap akan menjadi tua. Hidup ini terbatas oleh fungsi waktu dan tempat.Keluarga Karo apa yang kita inginkan dimasa akan datang semuanya tergantung dari jiwa kepemimpinan Karo yang kita miliki saat ini. Budaya Karo tidak menempatkan perbedaan pria dan wanita dalam memimpin kiranya ini menempa kita untuk menjadi yang terbaik dalam segala aspek kehidupan kita.

Aspek Iman Kristiani

Saya memulai bagian ini dengan mengutip suatu Tulisan yang sangat indah dan menantang serta memutar-balikkan konsep umum tentang kepemimpinan menjadi suatu yang Paradoks. Dalam Renungan Harian 8 Januari 2003 dituliskan demikian :Anak Allah tidak hanya dilahirkan ditempat yang tidak layak dan dengan orangtua yang kita anggap tidak layak , tetapi Dia juga memilih para pengikutNya ditempat yang tidak layak. Dia tidak mencari murid disekolah –sekolah agama untuk mendapatkan murid yang terpelajar. Dia tidak mendekati para negarawan yang cakap dan para orator yang terkenal. Sebaliknya, Yesus pergi ke Danau Galilea dan memanggil empat nelayan biasa, yakni Petrus, Andreas,Yakobus dan Yohanes. “ Pilihan yang buruk,” kata sebagian orang.”Orang –orang yang tidak terpelajar. Orang-orang yang keras. Apa mereka tahu bagaimana memulai suatu gerakan yang mendunia? Mereka bahkan takkan mampu mengendalikan orang banyak jika mereka harus melakukannya.”Kini, atas nama para nelayan di mana pun berada, saya katakana bahwa mereka sebenarnya memiliki banyak sifat positif. Mereka adalah orang-orang yang panjang akal, berani, dan sabar. Mereka adalah orang-orang yang membuat rencana dengan hati-hati dan selalu memelihara peralatan kerja mereka. Sifat seperti itu sangat membantu dalam melaksanakan Amanat Agung ( Matius 28 :19-20), tetapi saya rasa bukan karena itu Yesus memilih orang –orang tersebut. Saya yakin Dia ingin memperlihatkan bagaimana Allah dapat mengubah orang biasa menjadi “ Penjala Manusia”( Markus 1:16-17).Pekerjaan Allah sering kali dilakukan oleh orang- orang yang kita anggap tak layak dari tempat yang tak layak pula, yakni seperti Anda dan saya. Untuk mencapai keberhasilan, kita harus mengikuti Dia yang dapat menjadikan kita penjala manusia-(David Egner). ALLAH MEMAKAI ORANG BIASA UNTUK MENGERJAKAN PEKERJAAN YANG LUAR BIASA.
Lagu “ Why have you chosen me, of the millions your child to be, you know of the wrong I have done…. Sesungguhnya memberi suatu penegasan kepada setiap orang percaya agar kita bersyukur atas anugrahNya serta membagi ucapan syukur itu dalam pikiran, ucapan dan tindakan kita sehari – hari. Serta mengajak kita setiap orang yang terpanggil untuk melayaniNya.
J.Oswald Sanders, dalam bukunya Kepemimpinan Rohani menuturkan ; Jika Gereja ingin memenuhi kewajibannya terhadap generasi yang akan datang, maka kebutuhannya yang sangat mendesak ialah kebutuhan akan seorang pemimpin yang berwibawa, yang rohani dan yang rela berkorban. Berwibawa, karena orang senang dipimpin oleh seorang yang tahu kemana ia pergi dan yang membangkitkan kepercayaan.Mereka menurut hampir tanpa bertanya kepada orang yang membuktikan dirinya bijaksana dan kuat, yang setia kepada apa yang diyakininya. Rohani, karena kepemimpinan yang tidak rohani, yang sepenuhnya dapat diterangkan secara wajar, meskipun kelihatan menarik dan cakap, tidak menghasilkan apa-apa dan menyebabkan kebobrokan moral dan rohani. Rela berkorban, karena mengikuti pola hidup Kristus, yang telah memberikan diri-Nya menjadi suatu korban bagi seluruh dunia ini dan yang telah memberikan satu teladan bagi kita, agar kita mengikuti jejak-jejak-Nya.

Kesimpulan

Kepemimpinan ditengah pelayanan Gereja/Permata seumpama Harmoni Musik Konser/Koor yang terdiri dari Pemain Musik, Para Penyanyi dan Dirigen(Conductor). Tugas seorang Conductor ialah memimpin setiap pemain musik, para penyanyi untuk menghasilkan suatu alunan harmoni musik yang benar, indah dan sesuai aturan. Fokus utama dari suatu pagelaran musik , bukan pada Conductornya tetapi pada Harmoni musiknya.Memimpin/melayani ditengah – tengah likungan suku Karo, tidaklah terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit . Dengan segala keterbatasan dan kelebihan karakter suku Karo yang seringkali mendominasi ditengah-tengah gereja, sesungguhnya mendidik kita sebagai Permata/Orang Muda untuk mampu belajar secara terus- menerus, bekerja/melayani dengan sungguh-sungguh tanpa pamrih, memiliki sifat rendah hati, tekun berdoa dan percaya bahwa kita hanya hamba-hamba dari seorang Hamba yang pernah mengorbankan hidupnya bagi dunia ini sebab Yesus memiliki standard yang tinggi kepada yang mengaku sebagai murid-muridNya : “Setiap orang yang mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mat : 16-24).