Saturday, September 13, 2008

Keberanian Untuk Mengarungi Hidup

Ketika hari- hari kehidupan semakin menuju tua, walaupun saya baru memulai usia 37 tahun, sepertinya keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru dalam kehidupan semakin surut.Namun saat anugerah yang Tuhan berikan dengan menjadi seorang Ayah baru bagi seorang putri cantik bernama Josephine Ilona, merupakan suatu kekuatan besar untuk menjadi seseorang yang yang lebih berarti. Aku harus lebih bertanggung jawab terhadap kehidupan ini. Menjadi seorang ayah adalah sesuatu anugerah yang terbesar dalam hidup yang tidak pernah terbayangkan. Sungguh segala harapan kembali menggelora untuk lebih berani untuk Mengarungi Hidup. Thanks God

Tuesday, April 1, 2008

Melangkah Lebih Jauh ”
( Yosua I : 6 –9 )

Ucapan : Bahan renungan ini diperuntukkan untuk mengenang teman seperjalanan dalam Pelayanan Permata Klasis Jakarta 1997 –2000 Sdri. Alm. Deborah br Ginting ( Kabid Pembinaan ) yang memiliki dedikasi serta integritas yang tinggi untuk Pelayanan Permata dan terpanggil untuk terus setia dan mengerti rencana Tuhan sampai akhir hidupnya dan tekun berdoa untuk kemajuan Permata GBKP.
Selamat jalan Saudariku !

Pengantar :

Sejarah menunjukkan betapa banyak kesulitan – kesulitan dalam hidup yang tidak pernah berhenti melawat generasi satu ke generasi berikutnya, dari jaman Nabi Adam, jaman Plato, jaman Sukarno dan saat ini jaman Megawati ... bahkan sampai kapan pun masalah / kesulitan itu tetap ada. Filsuf terkenal Kong Hu Chu, menulis “ Setiap manusia akan ditimpa kesulitan masalah dari lahir sampai akhir hidupnya, dan saat pintu peti mati ditutup, maka saat itulah penderitaan berakhir bagi manusia”
Bagaimana tanggapan kita sebagai orang Kristen, benarkah akan pendapat Kong Hu Chu tersebut? Bukankah setelah kematian ada kehidupan ? apakah disana masih ada kesulitan dan penderitaan?
Tapi sejarah juga menunjukkan, bahwa jaman yang sama juga menghasilkan orang- orang yang “Survive”atau berhasil dalam mengatasi masalah, terbukti, saat ini perkembangan peradaban teknologi begitu tinggi sampai manusia bisa menembus ruang angkasa, dan melalui satelit kita dapat mengetahui isi bumi, daratan dan lautan, belum lagi betapa canggihnya teknologi komunikasi dan digital IT.
Saat ini, siapapun akan dapat menggugat bahwa segala sesuatu pekerjaan itu harus menghasilkan keuntungan dan setiap orang akan berusaha untuk menghindari masalah. Sebenarnya yang menjadi titik pemikiran adalah bukan seberapa besar masalah itu menghingapi kita. Melainkan seberapa besar kekuatan kita membuat Solusi terhadap masalah itu dan berani bertanggung jawab untuk mengambil resiko atasnya.
Sebuah Majalah bisnis international “Forbes” menulis ; Di dunia bisnis sebelum era tahun 90 an untuk jabatan puncak eksekutif ( CEO ) akan didominasi oleh orang yang berumur minimal 50 tahun keatas, namun setelah era tahun 90 an berubah didominasi umur 27 sampai 30 tahunan. Perubahan ini diakibatkan oleh semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan dihasilkannya orang – orang muda yang berjiwa kaliber pemimpin yaitu ; mampu mengenal dirinya, mampu memimpin dirinya sebelum memimpin orang lain, bertanggung jawab,bijaksana, cerdas, dan selalu siap menghadapi tantangan untuk menaklukan masa depan.


Eksposisi Joshua 1 : 6 –9


Josua berarti : Tuhan yang melindungi atau Tuhan yang memberi kemenangan. Bila kita membaca bahan kitab Ulangan dan melanjutkannya ke kitab Yosua. Maka kita menemukan suatu pribadi Yosua yang hangat, sederhana, dan tidak sering membantah atau mengeluh dalam melakukan sesuatu pekerjaan besar. Suatu sikap yang dewasa dan bertanggung jawab dimulai dari dirinya sendiri yang sangat mencintai Tuhan, yang sedari muda telah merasakan dan melihat betapa Tuhan bila telah berjanji maka Tuhan akan menepati, yang telah melihat betapa hidup ini tidak berarti tanpa kehadiran Tuhan, yang telah memimpin bangsanya, yang percaya bahwa bersama dengan Tuhan maka segala perkara dapat dikerjakan bersama.
Suatu pribadi yang siap untuk mengerjakan apapun yang telah Tuhan perintahkan, suatu pribadi yang konsisten, berkomitmen dan mempunyai integritas yang sangat tinggi untuk memimpin suatu bangsa yang besar. Suatu pribadi yang memiliki hubungan pribadi yang kuat dengan Tuhannya, bahkan mampu keluarganya dan seisi rumahnya untuk Setia beribadah kepada Tuhan Allah dengan benar.
Josua adalah orang yang dipenuhi Roh kebijaksanaan ( UL 34: 9 ) yang ketika bekerja bukan hanya berdasarkan emosi semata, melainkan berdasarkan konsep, strategi dan mampu secara terus menerus menjadi teladan didalam hidupnya, sehingga menjadi kesaksian yang hidup,kotbah yang berjalan bagi bangsanya. Yang mampu berperang dan menaklukan musuh-musuhnya serta memberi keberhasilan bagi bangsanya. Seorang pribadi yang sampai akhir hidupnya mampu bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan yang besar bagi Tuhan.

Hidup adalah Pilihan ( Life is choices )

Slogan diatas begitu sederhana, tetapi itu telah mengubah begitu banyak orang – orang yang gagal kemudian berhasil. Terlalu banyak biografi atau buku sejarah yang menjelaskan betapa ketika seseorang itu memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan, dan secara terus menerus meningkatkan kualitas dirinya, mengasah kemampuannya, melakukan langkah – langkah uji coba dan tidak pernah menyerah dalam mengejar apa yang diinginkan, apalagi disertai kepercayaan iman, maka keberhasilan akan diraihnya, cepat atau lambat ( follow your dreams).
J.Oswald Sanders dalam buku Kepemimpinan Rohani menulis :
“ Orang muda yang berkaliber pemimpin akan bekerja sementara orang lain membuang – buang waktu, belajar pada waktu orang lain tidur, dan berdoa pada waktu orang lain bermain. Baginya tidak ada waktu untuk kebiasaan yang tidak baik dan ceroboh, dalam tutur kata atau pikiran, perbuatan atau cara berpakaian. Ia mengikuti disiplin militer dalam hal makanan dan tingkah laku, supaya ia dapat bertempur dengan baik. Dengan tidak segan – segan ia menerima tugas tidak menyenangkan yang dihindari orang lain, atau tugas yang tersebunyi yang dihindari orang karena tidak mendatangkan pujian atau penghargaan. Seorang pemimpin yang dipenuhi Roh Kudus tidak akan undur dalam menghadapi orang atau keadaan yang sulit; ia berani berkorban bila perlu ; Dengan lemah lembut dan berani ia akan memberi teguran jika perlu ; atau ia akan melakukan tindakan disiplin jika pekerjaan Tuhan mengharuskannya bertindak demikian. Ia tidak akan menangguhkan menulis surat yang sukar. Keranjang suratnya tidak akan menutupi bukti - bukti kegagalannya dalam menghadapi masalah- masalah yang mendesak.

Kesimpulan

Seringkali dalam hidup ini, kita tidak tahu apa yang terjadi dengan hari esok, akan bagaimana dengan masa depan kita. Tetapi yang paling penting adalah apakah kita telah melakukan hal yang terbaik yang kita miliki.
Melayani pekerjaan Tuhan sebagai permata ditengah – tengah gereja GBKP merupakan suatu pilihan atau panggilan hidup. Hanya orang – orang yang terpanggil yang sangup untuk mengerjakannya. Tetapi percayalah bahwa Tuhan yang sama yang telah memberkati Yosua akan memberkati kita juga dengan kebijaksanaan, maka berlakulah tekun dan setia serta beribadahlah dengan rasa takut akan Tuhan, percayalah bahwa Tuhanlah yang memberi Pelayanan ini, kita hanyalah hamba – hamba yang tidak berguna, kita hanya melakukan apa yang harus kita lakukan ( band. Lukas 17 : 7- 10 )
“Kebijaksanaan”
Tuhan berikanlah aku pengetahuan untuk bisa mengetahui apa yang bisa aku ubah dari apa yang aku terima. Berikanlah kepadaku pengertian untuk bisa menerima apa yang tidak bisa aku ubah dan berikanlah aku kebijaksanaan untuk bisa membedakannya.


Mejuah – Juah, DEPOK , 12 April 2004

Ceramah MPK Permata Klasis Jakarta Bandung 2004
Budianto Surbakti
“ Bekerja memberi buah bagi Tuhan ”


Karena bagiku hidup adalh Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup didunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah . Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
( Filifi 1: 21-22 )

Pengantar :

Setiap orang menginginkan hidup Sukses, Kaya, Pintar dan Bahagia didalam hidupnya, tetapi hanya sedikit orang yang mempersiapkan diri dengan sungguh - sungguh untuk dapat meraih Sukses, Kaya, Pintar dan Bahagia di dalam hidupnya.

Sebenarnya tidak ada alasan yang jelas yang dapat membedakan kehidupan orang percaya kepada Kristus dengan yang bukan Kristen atau ateis sekalipun. Selain terlihat dari sikap hidupnya sehari - hari dan kontribusi apa yang diberikan kepada dunia melalui pemikiran serta perbuatannya selama hidup didunia.

Gugatan negara lain kepada bangsa Indonesia yang mengaku sebagai negara beradab , dan beragama dalam mentalitas hidup sebenarnya sangat wajar. Sebab tidak ada relavansinya bahwa orang Indonesia yang mengaku beragama menjalani nilai - nilai agama secara baik dan benar, melainkan sikap hidupnya lebih buruk dari orang yang tidak beragama.

Gugatan kepada orang - orang muda GBKP sebenarnaya hal wajar juga, sebab banyak orang yang mengaku Permata atau pengurus Permata , namun pola hidupnya jauh dari nilai – nilai kristiani yang sebenarnya, sebab mereka bukan pekerja keras/rajin , mereka bukan orang yang tekun , mereka hanya orang muda yang gampang mengeluh,mudah menyerah, mudah menyalahkan diri sendiri dan orang lain , tidak punya tujuan hidup serta hidup hanya untuk diri sendiri, kalaupun mereka menjadi Pengurus Permata, itu hanya simbolis/hanya gaya hidup, jarang yang meyakini itu adalah Panggilan Tuhan dalam hidupnya untuk menjadi Pelayan yang sungguh sungguh dimasa mudanya.

Kompetisi atau perjuangan hidup dari jaman dulu tetap sama sampai saat ini yakni ; HIDUP ITU SULIT,hanya orang - orang yang memiliki otak/pengetahuan ; memiliki sikap tekun, ulet, semangat juang yang tinggi dan spritualitas hidup yang dapat bertahan.Harus diketahui ketika dunia mengadakan Kompetisi Hidup, seringkali tidak menilai seseorang itu berdasarkan Agamanya melainkan berdasarkan ; Knowledge ( pengetahuan);Skill( keahlian ) dan Attitute ( sikap hidup) yang dimiliki.

Hanya orang - orang yang bertahan hidup di dunia yang dapat menantikan kasih anugerah Surgawi.Sehingga tidak mungkin orang mengaku menerima anugerah Allah namun menyesali hidup serta tidak terus berpikir untuk memberi arti hidupnya.

Dunia ini tidak kekurangan orang yang pintar dan berpengetahuan luas, dunia tidak kekurangan orang – orang baik dan dunia juga tidak kekurangan orang – orang yang beragama, namun dunia kekurangan Pemimpin yang mempunyai kapasitas tinggi dan mampu mengimplementasi kepintarannya, kebaikannya serta nilai agamanya untuk membawa dunia kearah yang lebih baik, maju, beradab, penuh kasih serta rasa takut akan Tuhan.

Eksposisi Filipi 1; 21-22

Pembuktian menunjukan bahwa lebih mudah seorang yang dari mudanya mengenal kasih Tuhan dalam hidupnya dapat lebih lama mempertahankan imannya sampai akhir hidupnya, dibandingkan seseorang yang dimasa tuanya baru merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya. Pembelajaran akan pengenalan Allah haruslah sampai seumur hidup, kita harus terus menerus mau diperbaharui menuju kesempurnaan bersama dengan Kristus.Hendaknya pengenalan kita memiliki dasar yang teguh kepada Dia,

Pengenalan akan Allah, seharusnya didasari dari awal bahwa kita adalah Orang Berdosa, yang karena kesalahan dosa kita sebagai manusia. Tidak ada cara yang dapat menyucikan kita dari dosa selain Sang Maha Suci itu sendiri yaitu Yesus Kristus, Kita harus sadar bahwa sebagai manusia, keinginan kita untuk berbuat dosa, terus menerus menghantui kita sampai napas kita berakhir.Satu hal yang dapat menghalau keinginan dosa itu adalah bila kita memiki hubungan pribadi dengan Allah. Hubungan pribadi ini dapat tercipta bila kita memiliki pengenalan pribadi melalui keinginan terus menerus belajar dan berkarya bagi Allah.

Menjadi pelayan Tuhan melalui Permata GBKP merupakan anugerah Allah untuk dapat mengenal lebih dekat dengan Allah dan dapat berakar dalam pengenalan akan Allah itu sendiri. Seringkali kita merasakan jamahan serta kesertaan Allah didalam pelayanan Permata.

Menjadi anggota atau Pengurus Permata GBKP, sebenarnya mendidik kita untuk dibangun didalam Dia ,untuk mengetahui kehendak Allah bagi dunia, kita dididik untuk menjadi teladan dalam segala perkara, Kita dituntut untuk mengunakan akal budi/pengetahuan kita secara optimal, kita juga dididik untuk mempunyai sikap hidup yang benar, serta dapat menjalankan nilai - nilai kristiani dalam pola hidup keseharian kita.

Sebenarnya dengan menjadi Permata , mengajak kita untuk menjadi orang muda yang berpendirian teguh dalam pengenalan iman akan Dia, menjadikan kita pribadi – pribadi yang utuh yang dapat menjadi kesaksian hidup bagi diri sendiri, keluarga , masyarakat dan bagi dunia.Rencana Allah bagi dunia dapat terwujutkan melalui perilaku kehidupan kita sebagai orang – orang muda yang sungguh sungguh melayani tugas melalui Pelayanan Permata.

Dari semua hal yang terindah yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, semuanya harus berakhir menjadi ucapan syukur yang terlihat dari cara kita berpikir, berbicara dan bertindak. Sehingga melalui hidup kita , maka keluarga kita,masyarakat kita, dan dunia tahu akan kehadiran Kristus ditengah - tengah dunia.

Kesimpulan

Menjadi apa Hidup seseorang dimasa Tuanya dapat tercermin dari cara Hidup dimasa Mudanya. Bila seorang dari masa mudanya sudah terlihat akan, cintanya akan Tuhan, kesungguhannya dalam belajar, ketekenunannya akan bekerja keras, semangatnya yang pantang menyerah dan harapannya akan kasih Tuhan , merupakan awal dari gambaran masa Tuanya . Sebuah filsafat Cina kuno mengatakan “ Apa yang kamu Tanam , Itu yang akan kamu Tuai ; merupakan jalinan filosofi apa yang dikatakan oleh kitab Amsal dalam perjanjian lama.
Anda tidak dapat hanya belajar dan menghapal teori cara berenang bila anda tidak pernah terjun keair , mencoba berulang kali, sehingga anda bias menguasai bagaimana cara berenang. Sama halnya dalam kehidupan, iman tanpa perbuatan adalan mati. Manusia tanpa bekerja memberi buah ditengah dunia ini pada dasarnya juga adalah manusia mati.

“Kebijaksanaan”
Tuhan berikanlah aku pengetahuan untuk bisa mengetahui apa yang bisa aku ubah dari apa yang aku terima. Berikanlah kepadaku pengertian untuk bisa menerima apa yang tidak bisa aku ubah dan berikanlah aku kebijaksanaan untuk bisa membedakannya.

Mejuah – Juah, Semarang , 13 Mei ,2005
Ceramah LOKPIM Permata Klasis Jakarta Bandung 2005
Budianto Surbakti

" Bekerja memberi buah bagi Tuhan "

Karena bagiku hidup adalh Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup didunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah . Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
( Filifi 1: 21-22 )

Pengantar :


Setiap orang menginginkan hidup Sukses, Kaya, Pintar dan Bahagia didalam hidupnya, tetapi hanya sedikit orang yang mempersiapkan diri dengan sungguh - sungguh untuk dapat meraih Sukses, Kaya, Pintar dan Bahagia di dalam hidupnya.

Sebenarnya tidak ada alasan yang jelas yang dapat membedakan kehidupan orang percaya kepada Kristus dengan yang bukan Kristen atau ateis sekalipun. Selain terlihat dari sikap hidupnya sehari - hari dan kontribusi apa yang diberikan kepada dunia melalui pemikiran serta perbuatannya selama hidup didunia.

Gugatan negara lain kepada bangsa Indonesia yang mengaku sebagai negara beradab , dan beragama dalam mentalitas hidup sebenarnya sangat wajar. Sebab tidak ada relavansinya bahwa orang Indonesia yang mengaku beragama menjalani nilai - nilai agama secara baik dan benar, melainkan sikap hidupnya lebih buruk dari orang yang tidak beragama.

Gugatan kepada orang - orang muda GBKP sebenarnaya hal wajar juga, sebab banyak orang yang mengaku Permata atau pengurus Permata , namun pola hidupnya jauh dari nilai – nilai kristiani yang sebenarnya, sebab mereka bukan pekerja keras/rajin , mereka bukan orang yang tekun , mereka hanya orang muda yang gampang mengeluh,mudah menyerah, mudah menyalahkan diri sendiri dan orang lain , tidak punya tujuan hidup serta hidup hanya untuk diri sendiri, kalaupun mereka menjadi Pengurus Permata, itu hanya simbolis/hanya gaya hidup, jarang yang meyakini itu adalah Panggilan Tuhan dalam hidupnya untuk menjadi Pelayan yang sungguh sungguh dimasa mudanya.

Kompetisi atau perjuangan hidup dari jaman dulu tetap sama sampai saat ini yakni ; HIDUP ITU SULIT,hanya orang - orang yang memiliki otak/pengetahuan ; memiliki sikap tekun, ulet, semangat juang yang tinggi dan spritualitas hidup yang dapat bertahan.Harus diketahui ketika dunia mengadakan Kompetisi Hidup, seringkali tidak menilai seseorang itu berdasarkan Agamanya melainkan berdasarkan ; Knowledge ( pengetahuan);Skill( keahlian ) dan Attitute ( sikap hidup) yang dimiliki.

Hanya orang - orang yang bertahan hidup di dunia yang dapat menantikan kasih anugerah Surgawi.Sehingga tidak mungkin orang mengaku menerima anugerah Allah namun menyesali hidup serta tidak terus berpikir untuk memberi arti hidupnya.

Dunia ini tidak kekurangan orang yang pintar dan berpengetahuan luas, dunia tidak kekurangan orang – orang baik dan dunia juga tidak kekurangan orang – orang yang beragama, namun dunia kekurangan Pemimpin yang mempunyai kapasitas tinggi dan mampu mengimplementasi kepintarannya, kebaikannya serta nilai agamanya untuk membawa dunia kearah yang lebih baik, maju, beradab, penuh kasih serta rasa takut akan Tuhan.

Eksposisi Filipi 1; 21-22

Pembuktian menunjukan bahwa lebih mudah seorang yang dari mudanya mengenal kasih Tuhan dalam hidupnya dapat lebih lama mempertahankan imannya sampai akhir hidupnya, dibandingkan seseorang yang dimasa tuanya baru merasakan kasih Tuhan dalam hidupnya. Pembelajaran akan pengenalan Allah haruslah sampai seumur hidup, kita harus terus menerus mau diperbaharui menuju kesempurnaan bersama dengan Kristus.Hendaknya pengenalan kita memiliki dasar yang teguh kepada Dia,

Pengenalan akan Allah, seharusnya didasari dari awal bahwa kita adalah Orang Berdosa, yang karena kesalahan dosa kita sebagai manusia. Tidak ada cara yang dapat menyucikan kita dari dosa selain Sang Maha Suci itu sendiri yaitu Yesus Kristus, Kita harus sadar bahwa sebagai manusia, keinginan kita untuk berbuat dosa, terus menerus menghantui kita sampai napas kita berakhir.Satu hal yang dapat menghalau keinginan dosa itu adalah bila kita memiki hubungan pribadi dengan Allah. Hubungan pribadi ini dapat tercipta bila kita memiliki pengenalan pribadi melalui keinginan terus menerus belajar dan berkarya bagi Allah.

Menjadi pelayan Tuhan melalui Permata GBKP merupakan anugerah Allah untuk dapat mengenal lebih dekat dengan Allah dan dapat berakar dalam pengenalan akan Allah itu sendiri. Seringkali kita merasakan jamahan serta kesertaan Allah didalam pelayanan Permata.

Menjadi anggota atau Pengurus Permata GBKP, sebenarnya mendidik kita untuk dibangun didalam Dia ,untuk mengetahui kehendak Allah bagi dunia, kita dididik untuk menjadi teladan dalam segala perkara, Kita dituntut untuk mengunakan akal budi/pengetahuan kita secara optimal, kita juga dididik untuk mempunyai sikap hidup yang benar, serta dapat menjalankan nilai - nilai kristiani dalam pola hidup keseharian kita.

Sebenarnya dengan menjadi Permata , mengajak kita untuk menjadi orang muda yang berpendirian teguh dalam pengenalan iman akan Dia, menjadikan kita pribadi – pribadi yang utuh yang dapat menjadi kesaksian hidup bagi diri sendiri, keluarga , masyarakat dan bagi dunia.Rencana Allah bagi dunia dapat terwujutkan melalui perilaku kehidupan kita sebagai orang – orang muda yang sungguh sungguh melayani tugas melalui Pelayanan Permata.

Dari semua hal yang terindah yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, semuanya harus berakhir menjadi ucapan syukur yang terlihat dari cara kita berpikir, berbicara dan bertindak. Sehingga melalui hidup kita , maka keluarga kita,masyarakat kita, dan dunia tahu akan kehadiran Kristus ditengah - tengah dunia.

Kesimpulan

Menjadi apa Hidup seseorang dimasa Tuanya dapat tercermin dari cara Hidup dimasa Mudanya. Bila seorang dari masa mudanya sudah terlihat akan, cintanya akan Tuhan, kesungguhannya dalam belajar, ketekenunannya akan bekerja keras, semangatnya yang pantang menyerah dan harapannya akan kasih Tuhan , merupakan awal dari gambaran masa Tuanya . Sebuah filsafat Cina kuno mengatakan “ Apa yang kamu Tanam , Itu yang akan kamu Tuai ; merupakan jalinan filosofi apa yang dikatakan oleh kitab Amsal dalam perjanjian lama.
Anda tidak dapat hanya belajar dan menghapal teori cara berenang bila anda tidak pernah terjun keair , mencoba berulang kali, sehingga anda bias menguasai bagaimana cara berenang. Sama halnya dalam kehidupan, iman tanpa perbuatan adalan mati. Manusia tanpa bekerja memberi buah ditengah dunia ini pada dasarnya juga adalah manusia mati.

“Kebijaksanaan”
Tuhan berikanlah aku pengetahuan untuk bisa mengetahui apa yang bisa aku ubah dari apa yang aku terima. Berikanlah kepadaku pengertian untuk bisa menerima apa yang tidak bisa aku ubah dan berikanlah aku kebijaksanaan untuk bisa membedakannya.

Mejuah – Juah, Semarang , 13 Mei ,2005
Ceramah LOKPIM Permata Klasis Jakarta Bandung 2005
Budianto Surbakti

Monday, March 31, 2008

KEPEMIMPINAN

Pengantar

Perubahan setiap waktu, dari suatu jaman sampai ke suatu peradaban baru bahkan ke adab yang lebih baru membutuhkan kepemimpinan.Tidak ada suatu perubahan baik kebudayaan, seni , musik , pendidikan, hukum atau teknologi/industri maupun teologi tanpa kepemimpinan. Sungguh malang nasib kita, sebagai Bangsa Indonesia yang saat ini merasakan terjadinya Krisis Kepemimpinan di Indonesia, bukankah Indonesia negara berdaulat, beragama bahkan kebanyakan penduduknya mengaku berke-Tuhanan Yang Maha Esa, dimanakah hubungan ajaran agama “ Sang Pemimpin” dengan aktualisasi kehidupan pengikut –pengikutnya? Tidakkah “ Sang Pemimpin “ mengajarkan segala sifat kebaikan serta kepemimpinan itu sendiri ? Kepemimpinan seharusnya menyebar pada seluruh sendi-sendi dari kehidupan, baik di pemerintahan,masyarakat,keluarga,organisasi,bisnis,kewirausahawanan,universitas,militer,lingku- ngan keagamaan (mis. Gereja,dll). Namun selalu saja kita sangat kesulitan mencari pemimpin yang berkualitas. Sejarah menceritakan betapa banyak pemimpin tanpa integritas, tanpa malu, tanpa rasa, tanpa moral terus silih berganti di muka bumi, tetapi sejarah juga mencatat bahwa dunia juga menghasilkan pemimpin yang berkualitas sehingga kita menjadi kita seperti saat ini.Iman Kristen mengajarkan bahwa kita memiliki Pemimpin Sejati yang pernah ada di dunia yaitu Mesias, yang berkata, Akulah Hidup, Jalan dan Kebenaran ( Joh 14:6 ) sejarah mencatat di dunia ini belum pernah ada seorangpun pemimpin yang berkata demikian selain Jesus Kristus.

Aspek Kepemimpinan secara Umum

Dalam sebuah buku Career Handbook menulis “Awal kerja sering membuat orang kecewa, karena hanya sebagian kecil saja ilmu yang didapat disekolah terpakai sehari-hari.Orang sering lupa bahwa dibanyak pekerjaan, perusahaan tidak mencari kemampuan teknis disuatu cabang ilmu tertentu. Tapi lebih mencari kualitas-kualitas lain dari calon karyawannya seperti : leadership(kepemimpinan), way of thingking(pola-pikir),ability to work in team (kerjasama tim), willingness to work in a very stressful situation ( bersedia bekerja dibawah tekanan/stress), dl. . Benarlah apa yang yang dikatakan seorang filsuf, bila engkau ingin menjadi seorang pemimpin yang berkualitas, maka pertama-tama yang engkau pimpin adalah dirimu sendiri.

Aspek Kepemimpinan dalam Budaya Karo

Kita bersyukur terlahir dalam suatu suku yang mengedepankan akan azaz persamaan, bukan berdasarkan kasta. Tidaklah heran bila suku Karo seharusnya melahirkan banyak pemimpin – pemimpin. Ketersediaan budaya keluarga Karo yang mengakar pada kerangka azas Kalimbubu, Sembuyak,Anak Beru sesungguhnya memberikan tanggung jawab dan kewajiban serta peran – peran dalam budaya kepemimpinan. Seorang pemimpin pernah berkata ; Sekarang engkau muda, namun ingat mau atau tidak mau engkau tetap akan menjadi tua. Hidup ini terbatas oleh fungsi waktu dan tempat.Keluarga Karo apa yang kita inginkan dimasa akan datang semuanya tergantung dari jiwa kepemimpinan Karo yang kita miliki saat ini. Budaya Karo tidak menempatkan perbedaan pria dan wanita dalam memimpin kiranya ini menempa kita untuk menjadi yang terbaik dalam segala aspek kehidupan kita.

Aspek Iman Kristiani

Saya memulai bagian ini dengan mengutip suatu Tulisan yang sangat indah dan menantang serta memutar-balikkan konsep umum tentang kepemimpinan menjadi suatu yang Paradoks. Dalam Renungan Harian 8 Januari 2003 dituliskan demikian :Anak Allah tidak hanya dilahirkan ditempat yang tidak layak dan dengan orangtua yang kita anggap tidak layak , tetapi Dia juga memilih para pengikutNya ditempat yang tidak layak. Dia tidak mencari murid disekolah –sekolah agama untuk mendapatkan murid yang terpelajar. Dia tidak mendekati para negarawan yang cakap dan para orator yang terkenal. Sebaliknya, Yesus pergi ke Danau Galilea dan memanggil empat nelayan biasa, yakni Petrus, Andreas,Yakobus dan Yohanes. “ Pilihan yang buruk,” kata sebagian orang.”Orang –orang yang tidak terpelajar. Orang-orang yang keras. Apa mereka tahu bagaimana memulai suatu gerakan yang mendunia? Mereka bahkan takkan mampu mengendalikan orang banyak jika mereka harus melakukannya.”Kini, atas nama para nelayan di mana pun berada, saya katakana bahwa mereka sebenarnya memiliki banyak sifat positif. Mereka adalah orang-orang yang panjang akal, berani, dan sabar. Mereka adalah orang-orang yang membuat rencana dengan hati-hati dan selalu memelihara peralatan kerja mereka. Sifat seperti itu sangat membantu dalam melaksanakan Amanat Agung ( Matius 28 :19-20), tetapi saya rasa bukan karena itu Yesus memilih orang –orang tersebut. Saya yakin Dia ingin memperlihatkan bagaimana Allah dapat mengubah orang biasa menjadi “ Penjala Manusia”( Markus 1:16-17).Pekerjaan Allah sering kali dilakukan oleh orang- orang yang kita anggap tak layak dari tempat yang tak layak pula, yakni seperti Anda dan saya. Untuk mencapai keberhasilan, kita harus mengikuti Dia yang dapat menjadikan kita penjala manusia-(David Egner). ALLAH MEMAKAI ORANG BIASA UNTUK MENGERJAKAN PEKERJAAN YANG LUAR BIASA.
Lagu “ Why have you chosen me, of the millions your child to be, you know of the wrong I have done…. Sesungguhnya memberi suatu penegasan kepada setiap orang percaya agar kita bersyukur atas anugrahNya serta membagi ucapan syukur itu dalam pikiran, ucapan dan tindakan kita sehari – hari. Serta mengajak kita setiap orang yang terpanggil untuk melayaniNya.
J.Oswald Sanders, dalam bukunya Kepemimpinan Rohani menuturkan ; Jika Gereja ingin memenuhi kewajibannya terhadap generasi yang akan datang, maka kebutuhannya yang sangat mendesak ialah kebutuhan akan seorang pemimpin yang berwibawa, yang rohani dan yang rela berkorban. Berwibawa, karena orang senang dipimpin oleh seorang yang tahu kemana ia pergi dan yang membangkitkan kepercayaan.Mereka menurut hampir tanpa bertanya kepada orang yang membuktikan dirinya bijaksana dan kuat, yang setia kepada apa yang diyakininya. Rohani, karena kepemimpinan yang tidak rohani, yang sepenuhnya dapat diterangkan secara wajar, meskipun kelihatan menarik dan cakap, tidak menghasilkan apa-apa dan menyebabkan kebobrokan moral dan rohani. Rela berkorban, karena mengikuti pola hidup Kristus, yang telah memberikan diri-Nya menjadi suatu korban bagi seluruh dunia ini dan yang telah memberikan satu teladan bagi kita, agar kita mengikuti jejak-jejak-Nya.

Kesimpulan

Kepemimpinan ditengah pelayanan Gereja/Permata seumpama Harmoni Musik Konser/Koor yang terdiri dari Pemain Musik, Para Penyanyi dan Dirigen(Conductor). Tugas seorang Conductor ialah memimpin setiap pemain musik, para penyanyi untuk menghasilkan suatu alunan harmoni musik yang benar, indah dan sesuai aturan. Fokus utama dari suatu pagelaran musik , bukan pada Conductornya tetapi pada Harmoni musiknya.Memimpin/melayani ditengah – tengah likungan suku Karo, tidaklah terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit . Dengan segala keterbatasan dan kelebihan karakter suku Karo yang seringkali mendominasi ditengah-tengah gereja, sesungguhnya mendidik kita sebagai Permata/Orang Muda untuk mampu belajar secara terus- menerus, bekerja/melayani dengan sungguh-sungguh tanpa pamrih, memiliki sifat rendah hati, tekun berdoa dan percaya bahwa kita hanya hamba-hamba dari seorang Hamba yang pernah mengorbankan hidupnya bagi dunia ini sebab Yesus memiliki standard yang tinggi kepada yang mengaku sebagai murid-muridNya : “Setiap orang yang mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mat : 16-24).

Wednesday, April 4, 2007

Management

IHSG yang menguat tahun 2007